header umma faha

Umma Iri dengan Aqidah Anak Palestina

Posting Komentar
Aqidah anak palestina

Assalamu'alaikum, orang tua mana yang tak iri dengan anak aqidah anak Palestina. Umma pun iri, namun tidak semudah itu pastinya. Simak secara lengkap alasannya.

Template Israel

Kejadian penyerangan secara brutal tentara IBF Israel selalu terjadi berulang. Bagaimana tidak jika hal ini sudah merupakan template. Sebuah pola yang memang menjadi bagian besar grand design.

Umma sempat lengah terhadap pemberitaan belakangan ini. Pekerjaan menjadi bagian dari manajemen KOL spesialis banyak menyita waktu umma. Belakangan pemboikotan produk berdampak juga pada dunia digital marketing. Terjadi pada penundaan pekerjaan dari pihak brand terutama yang produknya di boikot.

Hal ini menjadi alasan umma menulis artikel hari ini. Pertama kembali menyadarkan umma bagaimana lingkup content creator penuh dengan dunia tipu-tipu. Kedua mengingat kembali sistem ekonomi dunia masih ditangan pada zionis. Ketiga sebagai orang tua, banyak hal yang harus umma pelajari.

Mau tidak mau harus diakui pemberitaan yang masif ini juga dari berkat dari profesi buzzer. Sayangnya ya begitulah semua ada dalam dua sisi. Black and white campaign tidak hanya hadir dalam pemilihan presiden. Namun juga konflik Israel-Palestina yang terjadi puluhan tahun.

Interaksi Internasional

Akhir pekan ini ketika pekerjaan semua berjalan slow. Brand produk yang di naungi Unilever memilih menahan semua kampanye dahulu. Kesempatan buat umma rehat sejenak dari ratusan grup job yang setiap harus ditengok dan di follow up.

Hari-hari biasanya pekerjaan ini harus diseling dengan pekerjaan utama umma. Hal tersebut menyebabkan pekerjaan domestik yang tak kunjung selesai. Seperti penyerangan Israel pada Palestina, anak-anak juga selalu melakukan huru hara agar para serdadu mainan tersebar di seluruh rumah.

Akhirnya setelah bergunung-gunung cucian rapi disetrika. Rumah rapi, bersih dan licin seperti piring. Anak dan suami pulas tidur bersama mimpi masing-masing. Umma menghabiskan masa begadang dengan melihat YouTube.

Selain konten berita, umma menikmati konten-konten para diaspora yang bermukim di Palestina khususnya Gaza. Umma memang senang melihat para kehidupan diaspora yang begitu beragam di seluruh dunia. Misalnya konten Yeni, Tika atau Santi di China yang setahun belakangan viral.

Jauh sebelum itu karena tugas Bahasa Inggris, umma terbiasa berinteraksi dengan para orang asing. Bisa dikatakan candu sejak SMP jika ada waktu luang berselancar di grup pertemanan. Lalu melanjutkan perbincangan melalui sosial media atau email.

Tak heran umma juga tertarik dengan konten terkait OMe TV. Umma kenal karena konten dari Faki Naki. Ternyata konten sejenis juga di buat oleh para youtuber muda Indonesia yang melakukan gerakan free Palestina.

Bani Israil

Waktu tak terasa dari puluhan video yang menghabiskan kuota tersebut. Umma menarik banyak kesimpulan khususnya dalam hal parenting.

Seperti halnya ustad Felix Siauw dalam podcast dr Richard yang menjelaskan secara detail mengenai sejarah tanah yang dijanjikan. Umma yang besar sebagai muslim KTP baru tersadar dengan suatu hal. Hal yang ternyata memang menjadi prinsip Allah berikan di awal.

Umma membaca al quran dengan terjemahannya sejak anak-anak sudah mandiri. Alih-alih ala quran journal gitu maksudnya. Kalau dahulu asal banyak dan cepat selesai.

Saat ini membaca hanya sebanyak dua halaman sehari. Lalu melanjutkan membaca terjemahannya dengan khitmah. Apalagi bahasa terjemahan dari Al quran itu bisa dikatakan tersirat.

Umma sendiri sebagai muslim baru menyadari jika diruntutkan dari awal. Ayat-ayat di Al Quran selalu menceritakan kisah masa lalu berulang kali. Ibarat kata kalo kata bocah "bosen" Ahh. Apalagi kalo tidak paham sebab musababnya.

Nah isinya selalu mengenai Bani Israil. Benak umma nih yang "hanya pendidikan agama melalui jalur sekolah negeri dan taman pendidikan Al Quran" jelas mengerutu. Apalagi kalo lagi ada masalah sama suami atau anak. Pinginnya nemu perihal parenting atau rumah tangga.

Meski sadar baru baca surat apa, ayat berapa ya gak bakal nemulah. Tapi tetap saja baca terjemahan tuh harus fokus meski gak ngerti. Belum lagi kalo ada warning terdengar. "Mami mami, mama mama dimana kau?" Aduh buyar deh konsetrasi.

Kitab Suci

Mau kita suci apa, diturunkan kepada umat mana. Isinya pasti tentang bebalnya Bani Israil. Sampe kepikiran apa istri nabi Yakub yang melahirkan anak-anak tukang bully tuh dari keturunan anak nabi Adam yang jahat. Sayangnya sejarah belum bisa sampe situ. Nah boro-boro udah jatuh anak paman atau bibi aja kita kalau jauh gak bisa runtut. Kok ini puluhan generasi. Lol

Padahal Allah tuh baik banget sama Bani Israil, semua kelebihan diberikan pada umat nabi Musa ini. Gak heran bisa menjadi penguasa dunia. Namun cuman satu kekurangannya tidak pandai bersyukur. Tidak heran kan ya, kalo ribuan Nabi diturunkan hingga Rasulullah hadir saja masih nakal.

Bahkan hingga saat ini pelakunya ya mereka mereka aja. Kaum yang bergerak atas dasar agama namun tidak pakai agama. Standar ganda pisan oi. Ya bisa jadi ini juga sebagai pengingat umma.

"Mama gak suka adik sama kaka bohong begitu!!" pakai mata melotot dan suara kencang

Di lain hari
"Obatnya enak kok, yuk diminum biar cepat sembuh" pakai mata merayu ipin upin dan nada lembut cinderella.
"Pait ma. " Ucap anak setelah minum
"Kalo manis gula, mana ada obat enak, makanya jangan sakit." Pembelaan mama.

Manusia secara umum pasti begitu. Semuanya memiliki niat baik. Namun ya gak semuanya baik buat yang lain.


Parenting Orang Tua Gaza

Kalau melihat para penduduk Gaza yang teguh untuk tidak gentar dengan Israel itu udah biasa. Luar biasanya kalo anak-anak bahwa kan yang belum sekolah tuh ya. Masyallah ta barakallah. Kok iso loh? Umma iri super dengki dengan hal tersebut.

"Orang tuanya kasih makan apa sih kok pinter?"

Pada umumnya orang tanya gitu kalau lihat anak berprestasi. Belakangan beda pertanyaan kalo lihat pada hafidz dan hafidz oh.

"MasyaAllah gimana caranya masih kecil sudah hafal?"

Semuanya memang kembali ke orang tuanya. Tidak heran dulu kalau jaman kuliah, ikut kajian bertema "Cinta" selalu muncul istilah "memantaskan". Dulu mah mikirnya cetek ya alias dangkal.

Saat jadi orang tua tiba-tiba harus di-dalamkan ilmunya seperti pipa air yang harus ditambah saat musim kemarau. Padahal pas sudah berpasangan ketemu konflik ya udah pake jetpam aja. Kalau jadi orang tua ternyata gak bisa gitu.

Ayah Ibu kembalilah ke rumah
Akidah anak Palestina masyallah bener dah bikin saya sebagai orang tua malu. Di usia belia dengan lantang bilang "Allah sebaik-baik penolong", "Alhamdulillah ada Allah", "Saya baik-baik saja" Dst.

Saat umma 7 tahun apa ngerti maksud ucapan sesungguhnya. Kayak misalnya kaka niruin apa yang temannya bilang disekolah saja, umma kaget. Umma langsung interograsi.
"Siapa yang bilang gt ka?"
"Kaka tahu itu artinya apa?"
"Jadi, boleh gak diucapkan?" Dst

Anak seorang peniru ulung. Sejalan dengan pantau umma dari ome TV para remaja Israel yang ingin mendapatkan pengakuan bahwa negaranya Israel benar. Tidak jarang akhirnya mereka kena mental berdebat dengan para pendukung Palestina. Semua itu karena faktor peran orang tuanya di rumah maupun di sekolah. 

Cara menanamkan akidah pada anak

Aqidah Anak Palestina

Menanamkan keyakinan pada anak itu sangat mudah. Misalnya anak sedang sedih, takut, marah mereka dengan mudah mencari orang tuanya, khususnya ibu. Kepercayaan tersebut tanpa perlu ditanam, namun karena kebiasaan. Ibu selalu ada untuknya selama ini.

Inget, beberapa pekan ini suami banyak dirumah. Banyak bersama anak-anak di waktu produktif. Namun panggilan suara anak hanya menyebut mama.

"Ma, tolong dong!" Teriak adik Ha sebanyak lebih dari tiga kali. Namun umma tak kunjung hadir. Akhirnya adik masuk dan menghampiri.
"Ayah bukannya ada?" Jawab umma yang sibuk dengan pekerjaan
"Gak mau sama mama ajahhhgg" Jawabnya lagi

Namun beda degan menanamkan keyakinan terhadap zat yang tidak secara nyata dapat mereka lihat. Jadi inget jaman PKI, sesimpel coba kamu minta sama Tuhanmu Roti pada anak-anak sekolah dasar. Coba ganti kamu minta roti pada saya! Roti langsung hadir di hadapan mereka.

Rekan blogger, Kak Ami sebagai ibu juga paham bahwa aqidah anak Palestina berasal dari orang tua yang berakhlaq mulia. Kami sebagai orang tua pasti belum sempurna. Semoga kedepannya umma bisa mengupas cara menanamkan aqidah pada anak. 

Penutup

Begitulah alasan umma iri dengan akidah anak Palestina. Free Palestina. Sehat selalu Walaikumsalam. 

Related Posts

Posting Komentar