Anugerah Kosakata
Perempuan diberikan anugerah untuk mampu mengeluarkan kata sebanyak dua puluh ribu setiap harinya. Namun tidak semua kata baik yang dapat keluar dari mulutnya setiap saat. Menulis blog sebagai self healing yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi anugerah tersebut.Menulis dapat dilakukan dengan murah dan mudah. Berbeda dengan kebanyakan hobi lain yang harus merogoh koncek terlebih dahulu. Kita bisa menggunakan media buku fisik maupun digital, khususnya di era digital seperti ini. Bagi umma, menulis secara digital sudah menjadi bagian dari diri umma sejak mengenal blog.
Kecintaan umma dalam dunia menulis tumbuh sejak dini. Ayahanda yang terbiasa mengkonsumi koran sebagai menu sarapannya membuat umma juga terpacu mengikuti kebiasaan tersebut. Melalui artikel-artikel koran umma tergerak untuk belajar menulis.
Dimulai sejak Sekolah Menengah Pertama umma mengikuti ekstrakulikuler majalah dinding. Kala itu, menjadi bagian dari tim yang berlaga pada acara tahunan Jawa Pos memberikan rasa kebanggaan tersendiri. Kegiatan ini juga terus berlangsung hingga Sekolah Menengah Atas. Saat masa pendidikan di Perguruan Tinggi pun umma terus mengasah kemampuan umma dalam menulis. Umma memberanikan diri menjadi reporter pers mahasiswa tingkat fakultas maupun universitas.
Awal Mulai Blogging
Umma memulai membuat blog sekitar Tahun 2009 ketika di perguruan tinggi. Meski saat itu media sosial seperti Friendster dan Facebook sudah ada namun rasanya tidak cukup memfasilitasi diri umma untuk mengeluarkan unek-unek. Blog menjadi wadah umma untuk bercerita dan mengabadikan momen kegiatan pada masa tersebut kala itu.
Kegiatan ini terus umma lakukan hingga bekerja. Sayangnya kesibukan lambat laun membuat blog terlupakan. Umma kembali menulis setelah hamil anak pertama sebagai bentuk healing karena harus bedrest dan terpaksa resign.
Rintangan Blogging
Menulis di blog bukan perkara gampang ternyata. Manajemen waktu setelah memiliki buah hati ternyata susah. Padahal umma kala itu membutuhkan wadah untuk memuntahkan 20.000 kata yang setiap hari membludak. Imbasnya umma menjadi gampang emosi dan marah pada para balita tak berdosa.
Namun ketika umma mulai berkunjung pada blog, umma kagok karena banyak sekali perubahan disana. Meskipun blogging bisa dilakukan melalui aplikasi melalui ponsel. Ternyata kemampuan umma tidak cukup mumpuni untuk melibas rintangan tersebut.
Menulis Blog sebagai Self Healing
Ketika anak-anak mulai beranjak tumbuh dan mandiri. Umma mati kutu dan butuh media penyaluran untuk melepaskan energi umma. Umma mulai bergabung pada sebuah komunitas untuk bermain bersama anak. Pada komunitas tersebut diberi tantangan untuk mendokumentasikan dan menulis jurnal selama 30 hari.
Awalnya umma tidak bersemangat mengikuti tantangan tersebut. Salah satu alasannya karena harus posting di media sosial. Ketika tantangan dimulai, umma sedang mengalami stress berat karena suami tiba-tiba sakit.
Umma akhirnya menerima tantangan tersebut dan menjadi blog sebagai media setoran. Kali ini umma memiliki platform blogging yang berbeda dari sebelumnya. Umma akhirnya memilih blogspot berdasarkan rekomendasi google lebih mudah digunakan untuk pemula. Umma langsung eksekusi untuk mengerjakan tantangan tersebut.
Proses menulis jurnal bermain anak selama kurang lebih seminggu tersebut ternyata secara tidak langsung sebagai bentuk healing. Umma menjadi lebih mudah melepas unek-unek yang tidak dapat tersampaikan secara langsung melalui lisan. Stress berlahan memudar hingga tantangan tersebut dapat dilalui selama 30 hari.
Blogger Bermodal Nekat
Selepas tantangan tersebut umma ternyata belum bisa konsisten untuk merawat blog tersebut. Terbukti pada tantangan pada batch selanjutnya umma los dol pada minggu ke empat. Lagi-lagi selain semangat yang kurang, umma tidak cukup pandai mengatur manajemen waktunya.
Pada waktu yang sama umma mendapat amanah untuk menjadi koordinator kontributor website komunitas bermodal nekat. Umma bertugas membuat perencanaan konten dan kembali aktif menulis disana. Umma mendadak seperti mesin ketika harus mengisi kekosongan jadwal. Hal tersebut karena banyak kontributor yang berhalangan untuk menulis.
Pengalaman Berharga
Kemampuan menulis umma yang tidak mumpuni ternyata membuat umma kalang kabut. Pada kesempatan selanjutnya akhirnya umma beradaptasi dan membuat perencanaan yang lebih sesuai dengan keadaan para kontributor.
Banyak ilmu yang umma peroleh selama menjadi kontributor website komunitas. Selain ilmu mengenai menulis blog dan perintilannya. Umma juga dituntut dapat melakukan manajemen waktu. Selain menulis untuk kebutuhan jadwal sendiri, umma juga harus mampu menyediakan waktu untuk bisa mengecek kelengkapan kontributor lain. Ketidaksamaan kemampuan menulis dan manajemen waktu seringkali menjadi masalah utama.
Telat proses draft, molornya proses editing yang berimbas pada perubahan jam publish. Awalnya umma memilih untuk menabung tulisan untuk mengatasi hal tersebut. Jam terbang umma yang masih rendah nyatanya tidak cukup mampu melakukan hal tersebut. Pada akhirnya setiap kontributor hanya diminta menulis sebulan sekali saja.
Pada perjalanannya ternyata umma kehilangan aktualisasi yang sempat salurkan. Namun apabila ditilik kembali umma tidak mampu untuk mengampu artikel yang sejalan dengan visi dan misi komunitas karena kurangnya ilmu. Oleh karena alasan tersebut umma ingin fokus menekuni menulis pada blog pribadi.
Berbagi Melalui Blogging
Untuk umma bagi adalah sarana umma melepas energi negatif dalam tulisan yang bermanfaat. Umma belakangan baru tahu bahwa blogging ternyata tidak mudah. Meski sudah dekat dengan kegiatan ini, namun umma ternyata hanya monolog saja.
Awal tahun ini, umma memberanikan diri berbagi pada beberapa sesi sharing di komunitas orang tua. Tautan tulisan seringkali umma disematkan sebagai pendukung dalam materi yang sesuai. Ternyata ada sesuatu yang dapat diambil dari sana. Beberapa yang membaca ikut tergerak untuk mengambil kebaikan dan membuang keburukan dari sana.
Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu tulisan bisa menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Sayyid Quthb
Berdasarkan pengalaman tersebut, umma bertekad untuk meningkat kemampuan umma untuk blogging. Agar semakin banyak para umma yang juga mendapat manfaat dari tulisan umma. Serta memaksimalkan blog sebagai wadah aktualisasi dan self healing.
Umma harus mampu membagi waktu sebagai istri, ibu dan diri sendiri. Hal tersebut penting karena umma merasakan sendiri dahsyatnya jemari membantu melepaskan ide dan pikiran dalam kepala. Umma harus fokus dalam setiap kegiatan yang umma lakukan dalam setiap peran. Agar semuanya berjalan optimal dan tidak saling bertabrakan.
Untuk urusan manajemen waktu umma masih harus terus belajar pada para senior. Termasuk salah satunya membuat jadwal khusus untuk kegiatan ini. Menurut para senior waktu dini hari merupakan waktu terbaik.
Penutup
Semoga Allah memudahkan dan memberi kelancaran agar umma bisa konsisten di jalan ini. Menulis blog untuk self healing untuk diri sendiri. Bekal umma untuk menjaga kewarasan saat memenuhi peran sebagai ibu serta istri. Lebih-lebih bisa bermanfaat untuk pembaca tulisan. Aamiin.
Pengalaman nya sudah banyak ya, mba...semangatnya luar biasa
BalasHapusPengalaman curhat doang mbak yang banyak hehe, yeah yuk kita semangat terus
Hapuswah bener juga, saya juga nulis di blog sebagai bagian dari healing mba :)
BalasHapusIya mbak, healing murah tapi efektif gak sih
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmasya Allah mbak, salahsatu kebermanfaatan yang semoga menjadi amal jariah kita... ditunggu cerita-cerita selanjutnya ya mbak....
BalasHapusSiap mbak, semoga kita bisa istiqomah
HapusMasyaAllah, semoga bisa terus semangat ya umma nulisnya! Karena perempuan emang butuh wadah buat menyalurkan segala emosi, ekspresi dan gagasan, biar gak burnout. Iya nggak?
BalasHapusIya banget mbak, burnout karena gak punya wadah ngeluarin 20.000 kata yang seringkali numpuk
HapusTiap perjalanan untuk kebaikan dan kebermanfaatan pasti ada aja rintangannya, tapi sering juga jalan keluarnya bikin kita lebih bersyukur, semangat mbak
BalasHapusSemangat juga mas, semoga kita istiqomah membawa kebermanfaatan yang luas
HapusMenulis bisa jadi healing termurah dan efektif. Duduk manis di depan laptop keruwetan isi kepala bisa keluar. Menulis bisa menjadi terapi.
BalasHapusSejauh ini malah nyaman via HP mbak lebih gampang tereksekusi idenya
HapusManajemen waktu emang nggak bisa disepelekan ya mbak. Tetap semangat nulis yuuuk :)
BalasHapusBener banget mbak, teorinya simpel prakteknya ruweetttt
Hapus