Assalamualaikum, apa kabar?
Hidup dijaman millennial khususnya sungguh semakin berat dengan segala rintangan dan tantangannya. Apalagi dijaman anak-anak nanti. Yuk belajar bareng melatih kemandirian anak.
Perjalanan pernikahan yang masih sangat muda ini, mengajarkan banyak hal pada diri saya pribadi. Saya bertekad mendidik anak-anak mandiri sejak dini. Melatih kemandirian anak bekal untuk mereka menjadi pahlawan bagi diri sendiri. Terutama untuk anak lanang yang akan menjadi imam dari seorang anak perempuan.
Membersamai Anak
Setiap anak terlahir unik sesuai fitrah yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan. Ilmu, jelas mengajarkan saya bagaimana cara mengenali, memahami dan mengelola fitrah tersebut. Hikmah pandemi memberi saya banyak kesempatan mengikuti banyak kuliah dan seminar secara daring. Kesempatan secara gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau saya jabani.
Rakus, semuanya saya ikuti karena hausnya keinginan saya untuk terus belajar. Saya dengan bersemangat menggali sosial media instagram khususnya, untuk mencari informasi. Tidak peduli waktunya pelaksanaannya sering bersamaan terutama diakhir pekan. Pada suatu titik, saya merasa, “mengapa membersamai anak ini terasa semakin berat ya?”.
Menata Niat
Saya merasa berilmu namun bila tanpa barengi niat semata karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka akan jauh keberkahan. Tidak heran jika seringkali keluhan muncul ketika membersamai anak menemui fase naik turunnya. Batin dan raga sering ambruk secara bergantian. Begitu ada keanehan komunikasi saya dengan anak-anak.
Saat ini saya belajar menata niat kembali, semata karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tugas sebagai khalifah di persinggahan ini nyatanya terasa lebih mudah dari sebelumnya. Masyallah ummahat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyentuh saya dengan ilmu. Ilmu yang berkah melalui orang-orang bahkan tidak pernah bayangkan.
Mulai dari Diri Sendiri
Setiap hamba adalah ujian untuk hamba lainnya - Anonim
Saya mulai dengan menerapkan ilmu pada diri sendiri. Barulah saya mampu memberdayakan diri saya. Berlahan saya bisa membersamai anak dengan nyaman tanpa memaksa. Anak-anak pun menikmati prosesnya dengan riang gembira. Terasa sekali perbedaannya ummahat saat semua menyertakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Melatih Kemandirian Anak Usia Dini
1. Waktu Terbaik Memulai
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS 2:233)
Melalui ayat Al Baqarah 233, saya memutuskan memulai melatih kemandirian anak usia dini saat anak mencapai usia dua tahun. Menurut saya, usia 2 tahun merupakan waktu terbaik untuk memulai melatih kemandirian anak. Salah satu fase penting yang terjadi pada usia ini yaitu proses penyapihan.
2. Kunci Sukses
Sebelum memulai, kita wajib meniatkan semata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Lalu kita perlu mempersiapkan banyak hal pastinya. Selain mempersiapkan kebutuhan material, saya juga konsen untuk mempersiapkan moral diri saya sendiri. Saya wajib tetap waras karena kesehatan mental seorang ibu adalah kunci sukses dari seluruh proses. Betul tidak ummahat?
3. Tujuan dan Manfaat untuk Anak
Kemandirian ini perlu dilatih agar dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Kita tahu pada usia 2 tahun anak diperintahkan disapih. Hal tersebut menunjukkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala ingin anak mulai berdikari.
Anak perlu dilatih untuk mengetahui bahwa ia bisa membantu dirinya sendiri. Anak belajar untuk tidak bergantung dalam memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri. Anak menjadi lebih siap memiliki kemampuan-kemampuan yang seharusnya di kuasai seiring pertambahan usianya.
Ketika anak mulai mampu melakukan aktivitas sederhana sehari-hari maka rasa percaya diri anak akan tumbuh. Hal tersebut akan memacu anak mengeksplorasi fitrahnya sendiri melalui proses latihan dan belajar. Pada fase ini orang tua wajib berilmu karena sejatinya setiap anak sudah dibekali Allah Subhanahu Wa Ta'ala modal. Modal kelima indera untuk mengenali, mengidentifikasi dan menjustifikasi setiap hal yang dia temui.
4. Tujuan dan Manfaat untuk Orang Tua
Pengasuhan dilakukan sejak memiliki anak, sejati adalah pernyataan yang kurang tepat. Pengasuhan dapat dilakukan dengan memulai memilih pasangan yang tepat. Namun apabila hal tersebut sudah terlewati, sertakan seluruh prosesnya bersama Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Mengasuh anak adalah tugas yang lebih sulit daripada sekedar memiliki anak. Meskipun banyak diluar sana, pasangan yang menurut kita pantas mendapatnya. Namun ternyata belum Allah Subhanahu Wa Ta'ala ridhoi menerima amanahnya.
Bagi kita yang sudah menerima titipannya wajib membersamai dengan niat hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mengapa? karena proses ini merupakan pekerjaan yang sulit dan seumur hidup. Benar ummahat?
Apabila anak sudah dilatih kemandirian sejak dini, maka beban pengasuhan dan pelayanan orang tua terhadap anak menjadi lebih ringan. Ringan disini maksudnya orang tua tidak perlu memberi bantuan kepada anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari ya ummahat. Selain itu orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk memberdaya diri serta lebih terjaga kadar kewarasannya.
5. Tahapan dan Proses
Kita mulai dengan basmalah tentunya ya ummahat. Anak usia dua tahun sudah dapat mengerti dan menanggapi obrolan kita. Kita mulai dengan mengobrol ringan dan menyisip kalimat afirmasi atau sounding. Waktu terbaik untuk mengorbol adalah ketika makan bersama dan sebelum tidur. Pastikan menyampaikan alasan dan tujuan mengapa tahapan ini perlu dilakukan. Sertakan perintah Allah Subhana Wa Ta'ala melalui ayat Al Quran atau Hadist sebagai dasar tauhid.
Sekali lagi proses melatih ini akan panjang sehingga sabar adalah kewajiban ya ummahat. Kita sebagai orang tua wajib menghargai setiap usaha anak, sekecil apapun itu. Biasakan memiliki rasa tega ketika melihat anak belum berhasil. Rasa tega ini merupakan bentuk dari sayang agar anak dapat menjadi pribadi yang mandiri.
Bantuan terhadap anak boleh dilakukan ketika usaha gigihnya belum mencapai hasil. Namun mulailah dahulu dengan memberikan afirmasi atau petunjuk. Bersabarlah melihat anak sedang berjuang mengerjakan pekerjaannya sendiri. Ingat ya ummahat, berorientasilah pada usaha anak bukan pada hasilnya.
Melatih kemandirian anak sangat mudah dimulai dan dilakukan. Mengajak anak mengerjakan rumah salah satunya. Memberi anak tanggung jawab terhadap salah satu pekerjaan misalnya menyapu.
Penutup
Bagaimana ummahat siap bersama memberdayakan diri bersama saya? Mulailah denga melatih kemandirian anak kita ya.
Sehat dan waras selalu ya, Walaikumsalam
*Postingan saya 8 November 2021 di web www.growingumma.com* repost karena tidak lagi dapat diakses.
Posting Komentar
Posting Komentar