header umma faha

Melatih Kemandirian Anak Bekal Menjadi Pahlawan [Part 2]

Posting Komentar

melatih anak mandiri

Assalamualaikum, apa kabar? Aduh sibuk nih, bisa tidak melatih kemandirian anak dengan cara ya gampang? Yuk belajar lagi sama-sama.


Kegiatan apa sih yang bisa kita lakukan untuk melatih kemandirian anak? Pertanyaan yang sama dahulu saya tanyakan juga um. Ternyata kegiatan sehari-hari dapat kita gunakan sebagai aktivitas melatih kemandirian anak. Mau tahu yuk simak penjelasannya.


Melatih Kemandirian Anak

Pada usia dua tahun Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan menyapih. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia tersebut anak telah siap untuk menjadi mandiri. Secara ilmu pengetahuan pun menunjukkan tidak ada lagi manfaat dari kandungan maupun proses menyusui. Betul tidak ummahat?


Melatih kemandirian ini banyak sekali manfaatnya bagi anak maupun kita sebagai orang tua. Melalui kemandirian anak mampu menjadi pahlawan. Pahlawan untuk membantu dirinya sendiri. Ketika anak bisa melakukan kegiatan tanpa bantuan maka tumbuh rasa percaya diri. 


Kita sebagai orang tua wajib mendampingi anak, tidak hanya untuk sekarang. Namun seumur hidup ya ummahat. Maka sabar adalah teman setia yang tepat untuk kita. Semangat terus membersamai tumbuh kembang anak kita.


Kegiatan Melatih Kemandirian

1. Menyapih

Kegiatan wajib yang kita lakukan sebagai umma ketika anak kita mencapai usia 2 tahun. Salah satu cara kita mengajarkan tauhid kepadanya. Menuntut ilmu menjadi wajib hukumnya untuk memulai tahapan ini. Kesiapan mental anak dan ibu merupakan kunci sukses pada proses ini. 


Banyak hal yang kita lalui saat anak terlambat menyusu. Misalnya payudara kita menjadi penuh dan akibatnya timbul rasa sakit. Bagaimana rasanya jika anak tidak lagi menyusu untuk seterusnya? Oleh karena itu tahapan menyapih harus dilakukan secara berlahan. Hal tersebut bertujuan agar anak dan ibu mudah melalui proses tersebut.


Afirmasi tauhid, sebaiknya kita mulai sampaikan sejak usia 18 bulan. Jika terlambat, pastikan proses hari H menyapih tidak kurang dari 1-2 bulan. Mulailah dengan mengurangi frekuensi menyusu pada siang hari. Setelah berhasil barulah kita dapat mengurangi frekuensi menyusu pada malam hari. 


Alihkan keinginan menyusu anak dengan minum air putih, snack time atau makan besar sesuai dengan jadwalnya. Berikan anak kegiatan yang dapat menyalurkan energi berlebihnya. Anak akan lahap makan ketika jadwal makan besar. Pastikan tidak berbohong, namun mengantinya dengan kalimat afirmasi yang positif. Terakhir sertakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam setiap proses menyapih.


Menurut pengalaman pribadi, hari H menyapih hanya berlangsung selama seminggu. Dukungan suami sebagai support system sangat penting. Oh iya, niatan menyapih ini juga wajib diberitahukan pada lingkungan sekitar ya. Hal tersebut bertujuan untuk menjadi pendukung ketika ada menunjukkan rasa tidak nyaman.


2. Toilet Training

Proses ini sering dilakukan bersamaan dengan proses menyapih. Namun sebaiknya toilet training (TT) dilakukan sebelum menyapih. Hal tersebut disebabkan karena tahapan TT lebih mudah dilakukan. Namun proses TT pada anak hingga lulus membutuhkan waktu sangat panjang. Kita bisa memulai proses ini ketika anak menginjak usia 18 bulan ke atas. Bahkan jika diperlukan, dokter bisa mengintruksikan dimulai sejak usia bayi. 


Mulai dengan niat dan basmalah tentunya ya umm. Lalu kita bisa mulai mengganti pospak dengan celana dalam ataupun dengan clodi. Hal tersebut bertujuan agar anak mengenal sinyal tubuh tentang hasrat buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Anak diajak ngobrol dan menyelipkan afirmasi positif berdasarkan tauhid. 


"Bersuci (thaharah) itu setengah daripada iman." (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)

Kita berlahan akan dapat melihat tanda fisik ketika anak ingin buang air kecil maupun besar. Selain itu, kita juga bisa menggunakan bantuan alarm. Alarm berfungsi untuk mengingatkan kita kapan waktu mengajak anak ke kamar mandi. Berdasarkan pengalaman pribadi, frekuensi BAK anak usia dibawah 2 tahun yaitu 30 menit sekali. Sebaiknya juga mencatat waktu BAB sehingga kita bisa mengajak anak ke kamar mandi tepat waktu. Anak biasanya BAB di waktu yang sama setiap harinya jika tidak ada masalah pencernaan. Kita juga bisa menyiapkan peralatan untuk TT jika diperlukan. 


Bagaimana jika ada kepentingan keluar rumah? Saya memilih masih menggunakan pospak ketika frekuensi buang air kecil dibawah 1 jam. Setelah memasuki usia yang lebih besar, pospak tetap saya pakaikan untuk antisipasi. Apabila memasuki waktu pipis anak tetap diajak ke kamar mandi. Namun pengalaman diawal anak tidak merasa nyaman dan batal pipis. Anak memilih melakukan BAK di pospak ketika sudah tidak dapat ditahan.


Kaka memiliki phobia terhadap tampilan visual sehingga suka sekali jijik "ma takut". Jika akan menggunakan kamar mandi dan kloset umum, saya harus memastikan kebersihan. Seringkali anak menolak meskipun menurut saya kamar mandi itu bersih. Apabila kami tidak mungkin kembali ke rumah. Saya memberi afirmasi positif agar anak merasa nyaman. "Kaka pipisnya sama merem ya gak usah lihat-lihat, atau kaka lihat mama aja ya."


3. Sleep Training

Kualitas dan kuantitas tidur untuk anak usia dini sangat penting. Selain untuk mendukung tumbuh kembang optimalnya juga menjaga mood anak. Perilaku anak yang cukup tidur dan berkualitas akan mudah menerima stimulasi. Hal tersebut berkaitan erat dengan peningkatan kemampuan fitrahnya. 


Selain berfungsi mengistirahatkan tubuh, tidur juga mengaktifkan hormon pertumbuhan. Kita harus memastikan anak tidur berkualitas pada malam hari. Oleh karena itu kita harus melatih tubuh anak tetap sesuai jam biologis.


Tips dan trik untuk menjaga tubuh anak sesuai jam biologis yaitu mengajak anak beraktivitas di bawah sinar matahari 5-10 menit setiap hari dan memastikan sinar matahari masuk ke dalam ruangan sepanjang hari. Hal tersebut bertujuan untuk membuat anak tetap awas dan terjaga sehingga bersemangat beraktivitas. Selain itu juga dapat meningkatkan produksi hormon melatonin yang memberi rasa relaks saat tidur di malam hari. 


Saya mulai sleep training sejak usia anak dua tahun namun belum bisa dikatakan berhasil. Hal tersebut karena saya lebih banyak ikut tertidur bersama daripada anak-anak tidur sendiri. Alih-alih demi menjaga kewarasan saya sebagai ibu ya ummahat. Anak-anak akan tidur siang tanpa perintah apabila bangun tidur lebih pagi atau setelah aktivitas jalan jauh, berlarian atau berenang. Kalau untuk tidur malam masih wajib dikeloni dahulu. 


4. Makan dan Minum

Aktivitas makan dan minum secara mandiri sudah dapat dilatih sejak dini lo ummahat. Bahkan ketika anak masuk usia 6 bulan atau MPASI. Metode baby lead weaning ini menginisiasi anak untuk makan secara mandiri sejak dini. Bagaimana dengan pengalaman ummahat?


Saya baru mulai mengenalkan makan besar secara mandiri ketika memasuki usia 1 tahun. Hal tersebut saya lakukan karena menu keluarga memiliki struktur yang lebih aman. Pengenalan buah dan sayur dengan metode finger food sudah saya lakukan pada usia kurang dari 1 tahun. Namun saya lebih berhati-hati karena terjadi beberapa kali insiden. 


Kaka memiliki masalah pada oral sehingga cenderung picky eater. Memasuki usia 3 tahun, kaka sudah dapat meminta makan sendiri sesuai waktunya. Bahkan ketika saya menawarkan pilihan menu, kaka dengan percaya diri memilih 1-2 lauk dan bertanggung jawab menghabiskannya. 


Untuk adik, sejak usia 1 tahun sudah meminta memegang makanan sendiri. Ketika memasuki usia 2 tahun, dia lebih nyaman makan sendiri daripada disuapin. Adik juga lebih mandiri mengambil botol minumnya sendiri ketika haus. Entah mengapa kemampuan anak-anak lebih cepat pada proses ini ya. Ada yang sama ummahat? 


5. Mandi dan Pakai Baju

Siapa yang ketika anaknya memasuki usia 2 tahun susah diajak mandi? Saya juga pernah dan selalu mengalaminya. Alhamdulillah, berarti anak-anak tumbuh dengan baik dan mampu menunjukkan pendapatnya. Meskipun pada usia tersebut mereka belum mengenal baik dan buruk. 


Saya menerapkan aktivitas rutin untuk kaka dan adik. Saya menyediakan printable yang menunjukkan aktivitas keseharian mereka. Lalu saya meminta kaka dan adik menempelkan sesuai urutan dan menjadi dasar kesepakatan kami. Aktivitas tersebut, saya buat hanya setengah hari untuk digunakan seharian.


Misalnya sejak bangun tidur pagi hingga tidur siang, begitu juga sejak bangun tidur siang hingga tidur malam. Sejak menerapkan ini, anak bersepakat tanpa paksaan. Jika sesekali menolak maka saya memberi arahan dengan mengganti kalimatnya. "Kaka mandi ya!", " Gak mau ma", "Main air aja kalo gitu." Mereka berangkat dengan sukarela dengan bersemangat. Saya biarkan mereka dikamar mandi selama 10-15 menit, kemudian mereka saya mandikan. 


Bagaimana kalau anak-anak jatuh terpeleset? Saya hanya menyediakan sabun mandi pada area yang dapat mereka jangkau. Saya memilih sabun batang selain hemat juga tidak berpotensi menyebabkan lantai licin seperti sabun cair. Untuk peralatan mandi lain diletakkan pada area yang tidak dapat dijangkau dan hanya digunakan ketika bersama orang dewasa.


Setelah mandi atau BAK/BAB saya meminta mereka memilih pakaian yang ingin mereka pakai. Saya meletakkan pakaian harian ditempat yang dapat mereka jangkau. Untuk pakaian pergi atau pakaian khusus, saya letakkan dibagian atas yang dapat dijangkau dengan usaha atau bantuan orang dewasa. 


Sejak usia dibawah 2 tahun si kaka memang tidak hobi pakai baju. Hal tersebut karena kaka berkeringat berlebihan. Kaka bisa dengan mudah melepas pakaian dalam ketika dimerasa gerah meskipun dalam keadaan tidur. Anak-anak mulai belajar memakai celana sendiri ketika memasuki 2.5 tahun. Ada yang lemarinya selalu berantakan seperti saya umm?


6. Kegiatan Sehari-Hari

Anak-anak ternyata suka sekali apabila dilibatkan dalam aktivitas domestik. Adik dan kaka selalu berebut sapu ijuk, sapu lidi, sikat kamar mandi dan tongkat pel. Ketika orang tua memberi tanggung jawab kepada anak, orang tua wajib menghargai apapun hasilnya. 


Namun belakangan saya baru belajar cara membuat anak tetap merasa puas telah berkontribusi. Apabila hasilnya tidak sempurna, akan saya beritahukan secara langsung ketika kami bersama dengan bahasa yang tepat. Apabila saya sedang melakukan aktivitas lain, dan anak-anak telah melaporkan bahwa pekerjaannya selesai. Saya akan mengkoreksi dan memperbaiki ketika anak tidak ada. Saya akan memberitahu dilain waktu ketika aktivitas ini berulang. 


Penutup

Perjalanan masih sangat panjang ya ummahat? Semoga sedikit ulasan ini dapat menjadi gambar untuk melatih kemandirian anak. Semua ini, bekal untuk anak-anak menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri. Dan sebagai orang tua, kita mampu memiliki waktu luang untuk memberdayakan diri untuk kegiatan yang lain. Semoga kita selalu dimudahkan dan dilancarkan dalam membersamai anak-anak. Semangat!!! 


Sehat dan waras selalu. Walaikumsalam 


*Postingan saya 10 November 2021 di web www.growingumma.com* repost karena tidak lagi dapat diakses.

Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar