Assalamu'alaikum, apa kabar? Hari ini umma mau cerita tentang kegiatan jelajah alun-alun Kota Depok. Artikel ini adalah kelanjutan kunjungan ke alun-alun tahun lalu.
Biar sambung baca dulu artikel yang sebelumnya ya, karena umma mencoba menceritakan alur perjalanan kami dari awal masuk hingga keluar.
Setelah berjalan di area sebelah kiri akhirnya kami sampai pada area tengah. Disini banyak sekali wahana permainan yang menarik untuk anak-anak. Antara lain sebagai berikut:
Air Mancur
Selepas kami turun dari menara pandang, kami berjalan agak mendaki
untuk kembali ke arah tengah alun-alun. Di sisi kanan ada sebuah area berbentuk
lingkaran yang terbuat dari batuan alam. Saat kami berkunjung tidak aktivitas
berarti disana. Namun menurut literatur disana merupakan area air mancur.
Mungkin area ini hanya diaktifkan pada waktu atau hari tertentu saja.
Taman Anak
Kami berjalan ke arah depan, taman penuh dengan anak menyambut
kami. Wahana permainan disana mengoda kaka Fa untuk ikut bergabung. Sayangnya
semua wahananya penuh dan mengantri. Saat menulis artikel ini, umma menemukan
bahwa wahana ini dilengkapi dengan pasir sebagai media bermain.
Meski tidak sempat terdokumentasi, FaHa sempat bertanya mengenai permukaan taman yang terasa berbeda saat mereka injak. Hal tersebut berbeda dengan umma temui kemarin, mungkin ada kebijakan sehingga diganti dengan rumput sintesis.
Area Olahraga
Kami berjalan terus ke arah timur menuju area olahraga.
Dinding disebelah kiri terdapat mural FaHa sempat antusias untuk mendekat. Sayangnya
penghijauan pada area ini belum optimal. Selain itu tidak terdapat tempat duduk
yang mumpuni sehingga kami memutuskan terus berjalan.
Air minum FaHa habis saat posisi ini, umma sempat bingung
karena untuk kembali ke depan lumayan jauh dan matahari sudah mulai terik. Adik
Ha ingin buang air kecil lalu pergi toilet bersama suami diseberang kami berada.
Kaka Fa tidak sabar untuk menunggu di area tersebut. Untuk
mengusir kebosanan, umma mengajak kaka Fa untuk berjalan menyusuri area
skateboard mumpung masih sepi. Lalu terus ke timur menapaki jalur sepeda BMX.
Pedagang Kreatif
Saat kami asik berjalan diarea tersebut, suara teriakan
ibu-ibu terdengar semakin keras. Banyak penduduk lokal yang berdagang makanan dan minuman ringan di atas
dinding pembatas alun-alun. Mereka menjajakan dagangnya dengan suara lantang
agar kami yang ada dibawah paham apa yang mereka sedang lakukan.
Umma memilih salah satu pedagang dibagian tengah. Beliau
memberikan sebotol air mineral dalam sebuah tas kain yang dijulurkan kebawah
dengan bantuan tali. Umma meletakkan uang ke dalam kantong tersebut. Sebelum memberikan
kembalian sebesar Rp 5.000,-sang pedagang berteriak “Maaf ya teh kembaliannya
saya lempar, maklum keadaannya begini.” Terbayang gak suasana ini umm?
Kaka Fa menanggapi kejadian tersebut dengan penasaran sekaligus ketakutan. Awalnya umma ingin menaiki tangga yang ada disisi kiri untuk mencapai pedagang paling ujung. Namun karena kaka Fa sudah lelah dan tidak mau ditinggal.
Area ini termasuk bagian terbuka tanpa pohon peneduh. Apalagi
matahari semakin terik sehingga suasana kala itu sangat panasnya. Kaka Fa yang
awalnya letih langsung bersemangat ketika umma membuka botol air mineral.
“Glek..glek...” Nikmat sekali kaka Fa meminum air mineral
tersebut, lalu berteriak “Adik sini mama beli minum” sambil berlari mengarah
pada adik Ha dan ayahnya yang baru saja keluar dari toilet. Kami akhirnya
berkumpul dan melanjutkan perjalanan.
Outdoor Gym
Saat perjalanan menuju area wall climbing di bagian paling
timur, kami melewati outdoor gym yang sedang dipadati pengunjung. Area ini
terbilang kecil dibandingkan beberapa area di Taman Lembah Mawar yang biasa
kami kunjungi. Kaka Fa sempat menunjukka area tersebut namun kemudian kami
arahkan untuk terus berjalan ke timur.
Wall Climbing
Pada area ini kami harus menuruni beberapa tangga yang
sekilas mirip seperti amphitheater. Area ini lebih teduh karena ada beberapa
pohon yang rantingnya menjuntai. FaHa ragu ketika diminta untuk mencoba
memanjat.
Selepas beberapa pengunjung pergi barulah mereka mau
mencoba. Kaka Fa mencoba sebanyak dua kali sedangkan adik hanya satu kali.
Keduanya dibopong suami untuk mencoba mengasah motorik kedua kaki dan
tangannya.
Area ini terdapat dua area dinding, yang tinggi dan panjang
terletak tepat di tengah area dan dapat terlihat dari kejauhan. Sedangkan satu
lagi disisi sebelah kiri berukuran lebih pendek. Kami sempat beristirahat duduk
di area tangga, melihat aktivitas seorang gadis remaja berbadan tanggung.
Gadis tersebut mengangkat beberapa matras kemudian
diletakkan diarea dinding disisi kiri. Tak lama ada seorang ibu datang
menanyakan “Belum mulai ya teh?” . Umma sebenarnya ingin ikut melihat sayangnya
FaHa sudah tidak nyaman berada diarea tersebut.
Kami kembali ke arah barat menuju pintu keluar dengan adegan
gendong mengendong. Setelah melewati outdoor gym, toilet serta lapangan futsal,
umma dan adik Ha mampir dulu ke lapangan basket. Sayangnya adik Ha sudah lemas
sehingga tidak terlalu bersemangat melihat jalannya pertandingan seru siang
itu.
Umma kemudian berjalan menuju pintu gerbang utama. Terlihat
ada monumen berbentuk unik berwarna tembaga di sebelah kiri. Umma terus
melanjutkan perjalanan menyusuri tepian sungai. Area ini sangat teduh.
Umma kemudian kehilangan jejak kaka Fa dan suami yang
terakhir terlihat didekat jembatan utama. Kami sempat menunggu dibawah pohon
kelapa yang ada sisi kiri jembatan. Lalu berpindah ke area pendopo untuk
beristirahat.
Ternyata tidak lama kaka Fa dan suami muncul dalam keadaan
segar. Keduanya baru saja pergi ke mushola yang tidak jauh dari kami menunggu
sebelumnya. Penjelajahan kami berakhir sebelum tengah hari, namun rasanya sudah
lepas dhuhur.
Keren Umma, jalan-jalan sederhana yang bermakna bareng anak.
BalasHapus