header umma faha

Stop Fatherless Kids sebagai Kunci Membangun Keluarga Harmonis.

Posting Komentar

Stop Fatherless Generations

Assalamu'alaikum, Yuk gaungkan "Stop Fatherless Kids" sebagai kunci membangun keluarga yang harmonis.

Mempunyai keluarga yang harmonis menjadi keinginan setiap orang. Namun ternyata jika sudah menjalani sebuah pernikahan, untuk membentuk keluarga yang harmonis itu tidak mudah. By the way apa sih yang dimaksudkan dengan keluarga harmonis?

Keluarga Harmonis

Keluarga harmonis merupakan keluarga uang seluruh anggota menjalankan hak dan kewajiban masing-masing, terjalin kasih sayang, saling pengertian, komunikasi dan kerjasama yang baik antara anggota keluarga.

Keharmonisan keluarga dapat dilihat dengan adanya tanggung jawab dalam membina suatu keluarga didasari oleh saling menghormati, saling menerima, menghargai, saling memercayai dan saling mencintai.

Keluarga Harmonis Versi Islam

Masih ingat doa di saat pernikahan? "Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah." Begitulah konsep keluarga harmonis dalam Islam, keluarga harmonis Konsep keluarga ini diartikan dengan keluarga yang damai tentram, penuh cinta kasih atau harapan, dan kasih sayang.

Sakinah, mawaddah, warahmah

Ujian Pernikahan

Menurut ilmu yang umma pelajari, ujian pernikahan biasanya dimulai diusia 3 bulan paska pernikahan. Masa-masa indah bulan madu mulai berkurang karena sudah mulai ada rutinitas yang terbentuk antara pasangan. Biasanya mulai ada gesekan nih, apalagi jika proses ta'aruf atau perkenalan secara general.

Biasanya hal ini muncul karena adanya inner child yang muncrat. Misalnya saja umma merupakan anak pertama perempuan yang mandiri bertemu suami yang merupakan anak laki-laki tunggal. Sifat dominan umma pasti otomatis bentrok dengan sosok ego laki-laki. Diskusi hanya menjadi formalitas semata tanpa menemukan solusi.

Ketika menemukan problematika sebaik segera melakukan evaluasi bersama sebelum muncul gesekan berikut. Biasanya sandungan selanjutnya cenderung lebih besar. Naudzubillah seperti fenomena gunung es.

Para praktisi pernikahan mendapatkan bukti bahwa perceraian biasa akan terjadi di tahun ke 15 pernikahan. Umma menemui batu sandungan ketika kami dianugerahi kaka Fa. Awalnya umma berpenghasilan dan membantu perekonomian keluarga. Kami sebelumnya tidak pernah mendiskusikan kemungkinan terhadap hal tersebut.

Kami mau tidak mau menerima bantuan orang tua. Apalagi ketika Allah menakdirkan kehadiran adik Ha selepas kaka Fa lahir. Kami mencoba menurunkan gengsi dan ego. Jarak juga sempat memisahkan kami untuk memahami diri masing-masing.

Ilmu menghidupkan Jiwa

Masa perpisahan memberi umma waktu untuk muhasabah diri. Fokus membersamai FaHa tumbuh. Ketika ada waktu luang umma gunakan untuk belajar.

Kala itu masa pandemi, umma bisa mendapatkan seminar maupun kuliah online melalui zoom atau whatsapp dengan mudah. Umma belajar banyak aspek ilmu Allah yang menunjang kemampuan umma menjadi seorang diri, anak, istri dan ibu sekaligus. MasyaAllah, Tabarakallah Allahu Akbar, tangan Allah merengkuh umma melalui hamba-hambanya. Semoga keberkahan Allah limpahkan pada guru yang telah membagi ilmu secara gratis.

Salah satu poin penting dalam problem kami ternyata adanya faktor Fatherless. Umma tumbuh dengan sosok bapak yang utuh. Namun ternyata banyak hal buruk yang tanpa sadar umma tiru khusunya dalam hal parenting. Bapak umma lahir tanpa ayah, dan bahkan dibesarkan oleh banyak orang dalam masa lalunya. Oleh karena itu parenting yang beliau praktekan merupakan trial and error.

Suami tumbuh dengan sosok bapak yang utuh, namun ada dominasi parenting oleh sosok ibu. Kultur Indonesia yang Fatherless Country menyebabkan pengasuhan dibebankan pada sosok ibu (perempuan). Padahal dalam Allah Qur'an komunikasi ibu anak hanya terdapat 2 bahasan. Sedangkan ayah anak hingga 8 bahasan. Tidak mengherankan kultur turun menurun ini mencederai jiwa anak Indonesia dari generasi ke generasi.

Stop FatherLess Kids

Fatherless atau father absence adalah suatu kondisi di mana tidak adanya figur ayah dalam pola asuh anak. Seseorang dapat dikatakan mengalami kondisi fatherless ketika ia tidak memiliki ayah atau atau tidak memiliki hubungan dekat dengan ayahnya karena situasi dan kondisi tertentu. Cocok kan dengan kondisi kami kan umm...

Awal mulanya kami saling denial bahwa inner child berpusat pada faktor Fatherless. Lalu umma berkesempatan mengikuti kelas Keluarga Hebat. Beberapa pekan kami lalui tanpa hambatan ketika harus mengerjakan tugas bersama. Tugas-tugas tersebut berkutat terhadap aspek bersama sebagai keluarga maupun pasangan. Namun ketika memasuki aspek mengenal pribadi masing-masing, suami denial terhadap tugas tersebut dan memutuskan mundur.

Umma sempat berputus asa dan mengikuti kelas sendirian. Umma sudah sempat mengikuti konseling online bersama Ibu Elly Risman. Alhamdulillah paska konseling umma bisa menahan perilaku negatif terhadap anak yang dulu sering umma lakukan. Astagfirullah.

Umma sudah sering kali meminta suami untuk belajar secara mandiri. Hal tersebut dikarenakan cara belajar kami berbeda metode. Selain itu sifat dominan umma dirasakan sebagai ancaman oleh anak kecil dalam diri suami. Diskusi tidak pernah berjalan dengan selayaknya, malah menjadi medan perang dingin.

Berselang waktu, suami sibuk dan tidak memiliki waktu bersama anak-anak. FaHa yang merasa tidak dipedulikan dan diperhatikan cuek saja sebagai bocah. Lalu umma merasa ini tidak boleh dibiarkan terus menerus.

Umma coba memahamkan urgensi sosok ayah untuk anak-anak melalui komunikasi langsung. Namun ternyata hal tersebut tidak ampuh. Alhamdulillah video pendek mengenai sosok ayah dalam parenting saat ini sedang digaungkan. Momen ini pas sekali khusus untuk karakter suami yang belajar melalui sosial media.

Jika ada kesempatan untuk membuka sosial media dan menemukan video yang cocok langsung auto di kirim ke suami. Entah mau dibuka sekarang, nanti besok atau kapan. Umma percaya Allah akan menggerakkan dan membolak-balikan hati hambanya.

Saat ini umma lebih mudah berkomunikasi. Ternyata kesabaran perempuan benar-benar diuji ketika suami sifat anak-anak muncrat. Alhamdulillah saat ini sudah sedikit paham cara berkomunikasi yang baik.

Kunci keluarga harmonis

Tips Menjadi Keluarga Harmonis

Kita sebagai perempuan memang harus memulai dahulu. Hal tersebut karena secara fitrah dan naluri sebagai makhluk lembut yang selalu pakai perasaan. Namun harus disertai dengan stok sabar seluas lautan.

Setelah menikah kita tidak bisa protes jodoh yang menjadi takdir. Oleh karena itu yang bisa kita lakukan adalah menjalaninya sesuai dengan keinginan Allah. Apalagi jika pasangan sebelum menikah belum melalui kelas pranikah. Hati-hati aja bakal dar der dor

Jika pun ada gesekan segera evaluasi dan analisa. Berikut beberapa tips menjadi keluarga harmonis ala umma:

1. Menjalin Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik sangat penting untuk menciptakan keharmonisan. Tidak jarang pasangan kita lebih ramah di tempat kerja dan hambar saat pulang ke rumah. Hal tersebut karena energi dan jatah kosakata sudah habis. Atau tuntutan pekerjaan misalnya dibagian marketing yang harus banyak cincong.

Bangunlah komunikasi antar anggota keluarga. Awali dengan pasangan (suami-istri). Komunikasi dengan menggunakan bahasa cinta akan lebih tepat masuk ke hati. Komunikasi yang tepat akan mampu menyampaikan pikiran, perasaan dan mengekspresikan apa yang dirasakan.

Dalam pernikahan tidak ada istilah menebak kode morse atau kata sandi seperti hal-hal pasangan yang masih pacaran. Makan dari itu komunikasi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman.

2. Saling Terbuka dan Bersikap Jujur

Sekali lagi tidak ada kode morse, saling memahami bahasa cinta perlu diketahui setiap diri sendiri maupun atas pasangannya. Hal itu akan mempermudah satu sama lain berkomunikasi dan bersikap jujur serta terbuka. Tidak lagi ada kata segan dan sungkan asal disampaikan tetap dengan cara dan bahasa yang baik. Seburuk apapun kondisinya, kejujuran dan keterbukaan akan membangun kepercayaan antar anggota keluarga.

3. Sering Bertukar Cerita

Untuk pribadi yang memiliki masalah sepeti suami umma. Metode bercerita lebih mudah dilakukan sebagai bentuk komunikasi. Misalnya bertukar cerita tentang keseharian masing-masing. Mungkin dirasa hal-hal sepele namun pasangan dapat mengambil beberapa sisi dari cerita tersebut untuk lebih memahami pasangannya.

Jika sudah terbiasa bercerita, akan lebih berani dan mudah untuk menceritakan berbagai hal, termasuk hal-hal besar. Saling bertukar cerita akan membuat hubungan menjadi lebih erat. Proses mendengar dan bertukar cerita ini akan memberi dampak anggota keluarga merasa penting atas kehadiran masing-masing.

Tidak perlu menunggu ditanya, jika Anda bisa memulainya. Mulai lebih dulu untuk bercerita atau bertanya kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang lain.

4. Meluangkan Waktu Bersama-sama

Setiap anggota keluarga mempunyai kesibukan masing-masing. Hal tersebut menyebabkan waktu berkumpul tidak selalu ada jika tidak diluangkan. Kurangnya perjumpaan akan berdampak pada menurunkan intensitas untuk berkomunikasi.

Saat suami resign dan fokus membangun usaha, waktu suami menjadi sangat padat. Biasanya anak-anak akan riuh untuk mengganggu ayahnya. Atau meminta ikut kegiatan ayahnya. Umma lalu minta suami untuk mengagendakan satu hari dalam satu pekan untuk bisa pergi bersama anak-anak. Kesempatan ini malah umma gunakan untuk me time dengan menggantikan suami di tempat usaha.

Anak-anak merasakan quality time khusus saat libur lebaran. Saat masih bekerja di kantor saat itu ayah mereka full time di rumah. Anak-anak merasa nyaman bisa bercengkrama bersama ayahnya tanpa batas waktu. Termasuk meminta pergi ke tempat yang mereka inginkan.

5. Hindari Sikap Egois dan Emosional saat Menghadapi Masalah

Umma takluk dengan kesabaran suami menghadapi inner child yang dahulu sering muncrat. Oleh karena itu umma selalu mencoba belajar untuk mengendalikan emosi pada situasi apapun. Alhamdulillah karena sifat beliau pertengkaran hebat tidak pernah terjadi.

Namun disisi lain diamnya beliau menjadi misteri untuk umma. Masalah seringkali menggantung tanpa adanya diskusi. Keputusan seringkali diambil sepihak tanpa melihat beberapa sisi. Alhamdulillah saat ini hal tersebut mulai berlahan berubah. Mungkin karena ego saja yang butuh release agar bisa berpikir dengan kepala dingin.

Penutup

Demikian cerita umma mengenai "Stop Fatherless Kids" sebagai kunci membangun keluarga yang harmonis. Semoga bisa diambil ya dan bermanfaat.

Related Posts

Posting Komentar