header umma faha

Memahami Metode ABC sebagai Kontrol Diri

Posting Komentar

 Komunitas Ibu Main Stream: Exercise #4

الرَّحِيم الرَّحْمَنِ اللَّهِ بِسْمِ

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Pekan ke empat ini umma bersama para calon ibu komunitas stream mendapat materi “daging”. Kami mendapat ilmu mengenai sebuah metode untuk membersamai anak-anak dalam menjaga fitrah mereka. Umma mencoba belajar memahami metode ABC sebagai kontrol diri dalam kehidupan sehari-hari. Yuk ikutan ya ummahat!

Metode Membersamai Anak

Metode ini yang merupakan bagian dari studi ibu Yuni Widiastuti. Hari itu beliau membuka pembekalan dengan kumpulan quotes untuk mengiring kami mengapa sih harus menerapkan metode tersebut. Beliau menyampaikan bahwa dengan kita mengikuti prosedur penyampaian permainan melalui metode tersebut dapat menjaga fitrah anak.

Mengenal Metode ABC

Metode ABC ini merupakan kepanjangan dari Amati, Bayangkan dan Cari tahu. Metode ini membuat saya pribadi menjadi harus wajib belajar sebelum membersamai anak-anak. Fitrah anak secara tidak langsung diaktifkan melalui tahapan-tahapan tersebut.

Pada waktu yang lalu ketika hari Batik, umma dan anak-anak berkesempatan mengikuti playdate bersama komunitas Rumah Main Stream. Umma mangut-mangut ketika tutor mengarahkan anak untuk mengikuti setiap tahapan. “Oh begitu ya?” , sejujurnya metode ini memang sangat bagus karena dalam prosesnnya membuat anak belajar secara bertahap dan terstruktur. Eh ya….

Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Metode ABC

Semenjak memilih resign karena kehamilan pertama yang berisiko, umma belum benar-benar mengatur keuangan rumah tangga sendiri. Baru semenjak pandemi umma benar-benar tinggal bersama paksu dalam waktu lama. Sebelumnya masih bolak-balik pulang kampung untuk mendapat support system dalam mengurus anak-anak yang lahir sangat berdekatan (11 bulan saja).

Kami masih tinggal bersama kedua orang tua suami. Namun ternyata rumah tangga kecil ini butuh manajemen dapur sendiri. Hal tersebut diambil berdasarkan selera kakek dan nenek yang pastinya berbeda dengan para balita.

Suami sebagai sandwich generation  akhirnya membagi keuangan dalam tiga pos. Untuk akomodasi dan operasional suami, untuk rumah tangga dan untuk kedua orang tuanya. Melihat nominalnya saja, membayangkan saja tidak apalagi mengaturnya, itu yang sempat umma pikirkan dahulu.

Umma akhirnya memutuskan mengikuti sebuah kelas online mengenai manajemen dapur. Alhamdulillah sebagai besar ilmunya dapat umma terapkan. Meskipun semuanya harus berdampingan dengan mertua. Yuk ikutin analisa umma dengan menggunakan metode ABC!

Tahap Pertama : AMATI

Umma memulai mengamati dengan indera penglihatan makanan yang sangat disukai, mau dimakan dan tidak disukai oleh suami dan anak-anak. Umma juga melakukan pengamatan bentuk, warna, jenis, rasa, tekstur makanan tersebut. Umma juga mencatat cara memasak yang mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi makanan yang dimasak.

Tahap Kedua : BAYANGKAN

Umma kemudian membayangkan ekspresi suami dan anak-anak saat memakan makanan. Kadangkala mereka berkomentar secara langsung namun seringkali tidak. Umma membayangkan kapan waktu yang tepat untuk sebuah makanan. Umma juga membayangkan penyajian yang tepat untuk makanan yang lain.

Tahap Ketiga : CARI TAHU

Umma selanjutnya mencari tahu harga bahan makanan melalui aktivitas belanja. Lalu mencari susunan komposisi bahan makanan yang tepat selama seminggu. Bahan tersebut harus memenuhi makanan yang disukai dan mau dimakan suami dan anak-anak.

Umma tanda sadar telah melakukan metode ABC ini sebelum merumuskan anggaran belanja bulanan. Umma melakukannya metode ABC tersebut kurang lebih selama tiga bulan. Data tersebut kemudian umma paparkan pada suami. Umma dapat menunjukkan rincian pengeluaran secara detail sehingga menghasilkan kesimpulan rata-rata anggaran pengeluaran.

Memahami Metode ABC sebagai Kontrol Diri

Metode ini membuat umma belajar untuk sabar melihat dari banyak sisi atau prespektif. Ya, wajib sabar karena data ternyata menunjukkan segalanya. Keraguan yang awalnya umma yakini bahwa semua ini tidak akan cukup.

"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS 65:3)

Umma juga belajar produktif menjalani hari-hari menjadi seorang ibu rumah tangga. Rumus komunikasi yang efektif pada suami menjadi bentuk lain dari kesabaran ini. Ketika data yang berbicara ternyata lebih mudah diterima dan dipahami.

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS 4:34)

Kesabaran juga mengajarkan konsistensi untuk mencatat hal yang sebelumnya malas sekali dikerjakan. Kebutuhan memaksa niat terkunci pada waktu dan tempatnya. Hal ini mengajarkan bahwa menikmati proses pembelajaran itu perlu.

" Tell me and I forget. Teach me and I remember. Involve me and I learn." Benjamin Franklin

Alhamdulillah puji syukur umma panjatkan pada sang Maha Mengetahui. Komunitas Ibu Main Stream memang wadah yang tempat. Metode bermain yang Rumah Mainstream terapkan ternyata berdampak dahsyat pada diri umma.

Bagaimana ummahat sudah mendapat sedikit gambaran mengenai metode ini? Yuk coba menerapkannya mulai dari diri sendiri dahulu. Memahami metode ABC sebagai kontrol diri untuk tidak kufur nikmat. Astagfirullah mohon ampun ya Allah sering meragukan rencana terbaikMu.

Jazakunallah khairan katsiran.

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh


Related Posts

Posting Komentar